Novel ini mengisahkan tentang kemunculan perpustakaan kecil gratis yang tiba-tiba muncul di Kota Martinville. Di dekat perpustakaan tersebut terdapat plang bertuliskan: "AMBIL BUKU, TINGGALKAN BUKU. ATAU DUA-DUANYA!" Evan, seorang anak berusia sebelas tahun, mengambil dua buku dari perpustakaan tersebut dan mendapati bahwa buku-buku di perpustakaan kecil itu berasal dari Perpustakaan Martinville yang terbakar dua puluh tahun lalu.

Perpustakaan kecil gratis itu ternyata dibuat oleh hantu bernama Al (singkatan dari "assistant librarian" atau asisten pustakawan) dan dijaga oleh kucing oranye yang manis bernama Mortimer. Al merupakan asisten pustakawan Perpustakaan Martinville sementara Mortimer dulu tinggal di sana. Setiap kali mengingat kebakaran Perpustakaan Martinville, hati Mortimer selalu berkata itu adalah kesalahannya.

Evan dan sahabatnya, Rafe, segera menemukan hubungan antara salah satu buku tua tersebut dengan peristiwa kebakaran perpustakaan yang tidak ingin dibicarakan oleh orang dewasa. Kedua anak itu mulai mengajukan pertanyaan yang jawabannya akan mengubah tidak hanya masa depan mereka sendiri, tetapi juga kota itu.

Novel ini menceritakan dua kisah paralel yang akhirnya bertemu. Zenna, anak keenam dari sebelas bersaudara, tinggal di punggung Gunung Singgalang. Sejak kecil, ia harus bekerja keras untuk bertahan hidup. Setiap hari, Zenna pergi ke sekolah dengan sepatu rombeng, naik-turun gunung sambil membawa jagung rebus untuk dijual.

Sebelum meninggal, Abak (ayahnya) berjanji akan membelikan sepatu baru untuk Zenna, namun janji itu tak pernah terwujud. Sebagai anak tengah, Zenna jarang mendapat perhatian, sehingga ia belajar mandiri dan bekerja keras untuk memenuhi kebutuhannya sendiri, termasuk membeli sepatu dengan uangnya sendiri.

Di sisi lain, Asrul dan adiknya Irsal tinggal di punggung Gunung Marapi bersama Umi (ibu) mereka. Bapak mereka menikah lagi dan tinggal bersama istri keduanya, sehingga Umi, Asrul, dan Irsal pindah ke rumah peninggalan orangtua Umi. Meskipun Bapak kadang memberi mereka uang, itu tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Asrul selalu mengintip dompet Bapaknya yang berisi kayu manis. Ia sendiri tidak memiliki dompet karena tidak pernah memegang uang. Kalaupun punya, ia akan memberikannya pada Umi. Asrul bermimpi suatu hari nanti dapat membangun rumah untuk Umi.

Akhirnya, Zenna dan Asrul bertemu di kampus. Mereka berdua bertekad mengangkat derajat diri dan keluarga ke kehidupan yang lebih baik. Koran Harian Semangat turut merekatkan hubungan mereka hingga akhirnya mereka menikah dan memiliki rumah. Mereka membawa Umi dan Umak (ibu Zenna) untuk tinggal bersama. Meskipun kehidupan mereka sudah lebih baik, tantangan dan musibah tetap datang. Namun, mereka saling menguatkan dengan kalimat, "Kita pernah melewati yang lebih buruk dari ini."

Funiculi Funicula adalah novel karya Toshikazu Kawaguchi yang pertama kali diterbitkan di Jepang pada tahun 2015 dengan judul asli "Kōhī ga Samenai Uchi ni" (コーヒーが冷めないうちに) yang berarti "Sebelum Kopi Mendingin". Di Indonesia, novel ini diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama dan telah mencapai cetakan ke-23 pada Maret 2024, menunjukkan popularitasnya yang luar biasa di kalangan pembaca Indonesia.

Funiculi Funicula menceritakan tentang sebuah kafe tua yang terletak di gang sempit di Tokyo. Kafe ini memiliki keunikan luar biasa: pengunjungnya dapat melakukan perjalanan waktu, baik ke masa lalu maupun masa depan. Namun, ada beberapa peraturan ketat yang harus dipatuhi:

• Hanya ada satu kursi di kafe yang memungkinkan perjalanan waktu.
• Kursi tersebut hanya tersedia ketika hantu yang biasanya menempatinya pergi ke toilet.
• Setelah kembali ke masa lalu, pengunjung tidak boleh meninggalkan kursi.
• Pengunjung hanya bisa bertemu dengan orang-orang yang pernah mengunjungi kafe tersebut.
• Apapun yang terjadi di masa lalu, masa kini tidak akan berubah.
• Yang paling penting, pengunjung harus kembali ke masa kini sebelum kopi mereka menjadi dingin (sekitar satu jam).

Novel Funiculi Funicula telah diadaptasi menjadi film dengan judul "Cafe Funiculi Funicula" pada tahun 2018, dibintangi oleh Kasumi Arimura. Selain itu, novel ini merupakan buku pertama dari serial "Before the Coffee Gets Cold" dan telah memiliki sekuel berjudul "Funiculi Funicula: Kisah-Kisah Yang Baru Terungkap" yang juga telah diterbitkan di Indonesia.

Novel 3726 MDPL berkisah tentang Rangga Raja, seorang mahasiswa Fakultas Kehutanan yang juga menjabat sebagai Ketua Panitia OSPEK. Sosoknya yang populer dan karismatik membuatnya disukai banyak orang. Namun, hati Rangga hanya tertuju pada Andini Hangura, seorang mahasiswi berprestasi yang dikenal cantik dan cerdas.

Andini awalnya menjalin hubungan dengan Bintang, anggota geng motor dari Fakultas Hukum. Meski hubungan mereka akhirnya kandas, Andini masih belum sepenuhnya bisa melupakan masa lalunya. Sementara itu, Rangga telah memendam perasaan pada Andini selama empat tahun, terus menunjukkan perhatian dengan mengirimkan ucapan selamat ulang tahun dan perhatian kecil lainnya, meskipun pesannya sering diabaikan.

Salah satu hobi Rangga adalah mendaki gunung, yang menjadi pelipur lara sekaligus harapan agar Andini suatu hari membalas perasaannya. Secercah harapan muncul saat Rangga mengirimkan foto dari puncak Gunung Rinjani, gunung yang sangat dikagumi oleh Andini. Untuk pertama kalinya, Andini membalas pesan Rangga, yang menjadi awal mula kedekatan mereka.

Perjalanan cinta mereka tidaklah mudah. Meski mulai membuka hatinya untuk Rangga, Andini masih terjebak dalam bayang-bayang mantan kekasihnya. Konflik semakin rumit ketika orang tua Andini menentang hubungan mereka, menambah tantangan yang harus dihadapi oleh pasangan ini.

Judul novel ini diambil dari ketinggian Gunung Rinjani yang terletak di Nusa Tenggara Barat, yaitu 3726 meter di atas permukaan laut. Gunung ini menjadi simbol perjuangan dan harapan dalam kisah cinta Rangga dan Andini.

Buku ini hadir dengan pendekatan yang segar dan berbeda dalam memperkenalkan filsafat kepada pembaca. Alih-alih menyajikan filsafat sebagai disiplin ilmu yang berat dan rumit, Gus Dhofir (sapaan akrab penulis) mengemas filsafat dengan bahasa yang ringan, santai, dan kekinian sehingga mudah dipahami oleh generasi muda.

Premis utama buku ini adalah bahwa setiap orang, terutama kaum milenial, adalah filsuf terhebat untuk hidupnya sendiri. Penulis menegaskan bahwa filsafat bukanlah sesuatu yang jauh dari kehidupan sehari-hari, melainkan sudah melekat dalam aktivitas keseharian seperti mengantri, bersabar, menghormati orang tua, memiliki etos kerja yang baik, dan menghargai waktu.

Dengan gaya bahasa yang santai dan penuh humor, penulis mengajak pembaca untuk "berdialog" tentang berbagai persoalan hidup seperti rekening, jodoh, komedo, kolesterol, kerusakan lingkungan, budaya korup, dan penyalahgunaan agama. Melalui dialog-dialog ini, penulis menyederhanakan konsep-konsep filsafat yang biasanya terkesan berat.

Salah satu pesan utama buku ini adalah mengubah paradigma "belajar filsafat" menjadi "berfilsafat" - tidak hanya mempelajari teori, tetapi menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Penulis menekankan bahwa filsafat bukan hanya tentang kebenaran, tetapi juga tentang kebahagiaan, dengan tagline "aku berpikir, maka aku happy!"

Buku ini telah mendapat tanggapan positif dari berbagai kalangan, termasuk pujian dari Jack Canfield yang menyebutnya sebagai "sumber kebijaksanaan praktis yang sangat bermanfaat untuk membantu kita berfokus pada apa yang ada dalam kendali kita, menghilangkan keyakinan yang salah dan membatasi, serta mengambil tindakan yang lebih efektif."

Keunikan buku ini terletak pada pendekatannya yang praktis terhadap filosofi kuno. Alih-alih menyajikan filosofi Stoik sebagai konsep abstrak, Holiday dan Hanselman menghadirkannya sebagai alat praktis untuk navigasi kehidupan modern yang kompleks. Setiap renungan harian dirancang untuk dapat diterapkan langsung, menjadikan buku ini relevan bagi pembaca kontemporer yang mencari kebijaksanaan dan ketenangan di tengah kehidupan yang serba cepat.

Buku ini dirancang dengan struktur yang sistematis dan praktis, menyajikan 366 renungan harian (termasuk untuk tahun kabisat) yang membantu pembaca menerapkan ajaran Stoik dalam kehidupan modern. Setiap halaman dalam buku ini menampilkan:

• Kutipan mendalam dari filsuf Stoik terkenal seperti Marcus Aurelius, Seneca, atau Epictetus.
• Anekdot sejarah yang relevan dengan tema harian.
• Komentar reflektif yang menghubungkan kebijaksanaan kuno dengan kehidupan modern.
• Panduan praktis tentang bagaimana menerapkan pelajaran tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Struktur buku ini membantu pembaca memahami tiga disiplin utama dalam filosofi Stoik:

• Persepsi (bagaimana kita melihat dan memahami dunia).
• Tindakan (bagaimana kita bertindak di dunia).
• Kemauan (bagaimana kita menerima apa yang tidak bisa kita kendalikan).

Buku ini mengeksplorasi dinamika hubungan antara laki-laki dan perempuan melalui tujuh cerita pendek yang berbeda. Murakami menjelajahi berbagai "selip dan selisih" yang mungkin terjadi dalam hubungan laki-laki dan perempuan. Melalui karya ini, pembaca diajak untuk memahami bagaimana hidup para lelaki yang tidak memiliki perempuan di sisinya.

Yang menarik, para laki-laki dalam kumpulan cerpen ini tidak sepenuhnya tanpa perempuan. Hampir semua justru memiliki pasangan, kekasih, bahkan istri. Keunikan inilah yang membuat pembaca bertanya-tanya: siapa dan bagaimana yang disebut "Lelaki-lelaki Tanpa Perempuan" ini?

Seperti karya-karya Murakami lainnya, buku ini juga bersifat surreal dengan konflik yang aneh dan unik. Cerita-cerita pendek ini mengisahkan kisah keseharian, tetapi dapat menyentuh dan menguras perasaan. Gaya khas Murakami menimbulkan kesan hampa sekaligus perasaan lega.

Banyak pembaca menyebut buku ini sebagai karya paling sedih yang ditulis oleh Murakami. Seluruh kisah singkat ini mampu membuat pembaca seolah menyelami kehidupan para lelaki yang malang itu - merasakan keputusasaan, kehampaan, kesedihan, patah hati, dan kehilangan arah mereka.

Melalui buku ini, pembaca dapat mengetahui bahwa lelaki juga memiliki sisi sensitif layaknya perempuan. Stigma yang berkembang di masyarakat membuat lelaki kurang bebas untuk mengungkapkan perasaannya. Buku ini mengajak pembaca untuk lebih menghargai perasaan lelaki.

Tantangan bagi para lelaki, sebagaimana disampaikan dalam buku ini, adalah untuk melihat ke dalam hati sendiri dengan serius, kemudian mencoba berdamai dengan apa yang ditemukan di sana. Jika ingin benar-benar melihat orang lain, kita harus mulai dengan melihat ke dalam diri kita sendiri. Sebelum mencoba mengenal orang lain, kita harus mengenal diri sendiri terlebih dahulu.

Buku setebal 378 halaman ini mengeksplorasi berbagai mitos dan fakta tentang kesuksesan yang mungkin bertentangan dengan pandangan umum. Barker mengungkap fakta-fakta luar biasa tentang penentu kesuksesan yang mungkin sebelumnya tidak pernah kita pikirkan, seperti:

1. Mengapa murid paling pintar di sekolah jarang menjadi miliarder dan bagaimana kelemahan terbesar kita bisa menjadi kekuatan terhebat.
2. Apakah orang baik selalu menjadi yang terakhir mencapai garis akhir dan mengapa pelajaran terbaik tentang kerja sama datang dari anggota geng, bajak laut, dan pembunuh berantai.
3. Mengapa mencoba meningkatkan kepercayaan diri selalu gagal dan bagaimana filosofi Buddha memberi solusi yang terbaik.
4. Bagaimana menemukan keseimbangan hidup dan kerja dengan menggunakan strategi Genghis Khan, kesalahan-kesalahan yang dilakukan Albert Einstein, dan satu pelajaran kecil dari Spider-Man.

Salah satu konsep menarik dalam buku ini adalah "kesesuaian lingkungan" atau "memilih kolam yang tepat." Barker menjelaskan bahwa lingkungan tempat kita berada sangat memengaruhi arah kesuksesan kita. Terhambatnya kesuksesan bukan selalu karena kita malas, tetapi bisa jadi karena kita salah memilih tempat untuk berkembang.

Buku ini juga menekankan bahwa kesuksesan bukan hanya tentang menghasilkan uang, tetapi juga tentang kebahagiaan dan arti hidup yang lebih dalam. Barker mempertanyakan pandangan konvensional tentang apa yang membuat seseorang bahagia dan merenungkan bagaimana mencari tujuan hidup yang lebih bermakna.

Ensiklopedia Sejarah Dunia menyajikan perjalanan sejarah manusia secara kronologis, dimulai dari zaman prasejarah hingga awal abad ke-21. Buku ini sebenarnya menggabungkan empat buku yang sebelumnya terpisah: Prehistoric World (Dunia Prasejarah), Ancient World (Dunia Kuno), Medieval World (Dunia Abad Pertengahan), dan The Last 500 Years (500 Tahun Terakhir).

Beberapa topik utama yang dibahas dalam buku ini meliputi:

1. Zaman prasejarah dan dinosaurus.
2. Manusia pertama dan perkembangan peradaban awal.
3. Peradaban Mesir Kuno.
4. Kekaisaran Aztec.
5. Abad Pertengahan di Eropa.
6. Perang Dunia I.
7. Dan berbagai peristiwa sejarah penting lainnya.

Ensiklopedia Sejarah Dunia karya Usborne dikenal dengan pendekatan visualnya yang kuat, menjadikannya sangat cocok untuk pembaca muda maupun dewasa. Buku ini menyajikan informasi faktual dengan cara yang menarik dan mudah dipahami, didukung oleh ilustrasi yang kaya dan tautan internet yang memperluas pembelajaran.

Buku ini dapat berfungsi sebagai "tulang punggung" untuk studi sejarah, memberikan informasi dasar yang dapat dilengkapi dengan biografi, fiksi sejarah, video, atau sumber daya lainnya. Meskipun ditulis dari sudut pandang sekuler, buku ini tetap menjadi referensi berharga untuk memahami perjalanan sejarah manusia secara komprehensif.

Pappé dan Chomsky menekankan pentingnya memahami konflik ini sebagai kasus kolonialisme dan pembersihan etnis. Mereka menyoroti peristiwa 1948, ketika lebih dari setengah juta orang Arab dipaksa meninggalkan rumah mereka untuk memberi jalan bagi pembentukan negara Yahudi. Pappé menegaskan bahwa penting untuk menggambarkan apa yang terjadi pada rakyat Palestina sebagai "kejahatan" dan bukan sekadar "tragedi" atau "bencana".

Kedua penulis membahas peran gerakan solidaritas internasional, termasuk gerakan Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BDS), dalam menekan Israel untuk mengakhiri pelanggaran hak asasi manusia terhadap rakyat Palestina.

"On Palestine" dianggap sebagai pembaruan penting tentang situasi di Palestina dan merupakan sekuel dari buku sebelumnya, "Gaza in Crisis". Buku ini menawarkan harapan dan jalan ke depan bagi mereka yang berkomitmen pada perjuangan untuk membebaskan Palestina.

Karya ini juga penting karena menantang narasi dominan tentang konflik Israel-Palestina dan menyoroti peran Amerika Serikat dalam mendukung Israel, baik secara militer maupun moral. Kedua penulis, meskipun berlatar belakang Yahudi, memberikan kritik tajam terhadap kebijakan Israel dan ideologi Zionis yang mendasarinya.

"Madilog Tan Malaka: Materialisme Dialektika & Logika" adalah buku yang diterbitkan oleh Narasi dan disunting oleh Tim Narasi. Buku ini merupakan edisi terbaru dari magnum opus Tan Malaka, seorang filsuf Indonesia dan pejuang kemerdekaan yang terkenal.

MADILOG adalah singkatan dari Materialisme, Dialektika, dan Logika. Buku ini merupakan sintesis pemikiran Tan Malaka yang dipengaruhi oleh dialektika Hegel, materialisme Feuerbach, pandangan Marx tentang alasan ilmiah, dan positivisme logis. Meskipun didasarkan pada Marxisme, MADILOG tidak sepenuhnya mengimplementasikan pandangan Marxis, melainkan merupakan perspektif nasionalis Tan Malaka yang disesuaikan dengan konteks Indonesia.

Dalam buku ini, Tan Malaka menyajikan tiga konsep utama:

Materialisme: Bukan dalam artian ketergantungan pada benda atau harta, melainkan cara berpikir yang berlandaskan pada kenyataan materiil. Materialisme yang dimaksud adalah pencarian sebab-akibat dan asal muasal dari apa yang disebut benda, yang diyakini lebih nyata daripada sekadar gagasan atau ide.

Dialektika: Cara berpikir yang melihat perubahan sebagai hasil dari pertentangan (tesis dan antitesis yang menghasilkan sintesis). Tan Malaka mengadopsi konsep dialektika Hegel dan memadukan dengan materialisme Marx dan Engels, menjadikannya alat untuk menyelesaikan persoalan rumit.

Logika: Alat untuk menyusun argumen yang masuk akal dan rasional, membantu dalam proses berpikir sistematis.

"The Power of Jalur Langit Jurnal Muslimah" adalah sebuah buku jurnal yang diterbitkan oleh Kawan Pustaka dan disusun oleh Redaksi Kawan Pustaka. Buku ini dirancang khusus untuk muslimah yang ingin melakukan perubahan positif dalam hidup dengan pendekatan spiritual yang lebih terstruktur.

"The Power of Jalur Langit" didasarkan pada konsep bahwa untuk meraih impian dan tujuan hidup, kita perlu berikhtiar melalui "jalur langit" - yaitu dengan cara yang diridhoi Allah SWT. Jurnal ini membantu pembaca untuk:

• Meningkatkan disiplin diri dalam melakukan ibadah dan amalan yang disenangi Allah.
• Mengatasi berbagai tantangan spiritual seperti insecurities, overthinking, dan keraguan diri.
• Menjaga konsistensi dalam beribadah dan melakukan kebaikan.
• Mengelola waktu dan keuangan dengan lebih baik sesuai prinsip Islam.

Keunikan jurnal ini terletak pada pendekatannya yang komprehensif, menggabungkan konsep pengembangan diri modern dengan nilai-nilai Islam. Jurnal ini tidak hanya berfokus pada aspek spiritual, tetapi juga memberikan panduan praktis untuk mengelola berbagai aspek kehidupan sehari-hari, dari manajemen waktu hingga keuangan.

"Seorang Pria yang Melalui Duka dengan Mencuci Piring" adalah sebuah buku karya dr. Andreas Kurniawan, Sp.KJ yang diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama pada tahun 2023. Buku ini mengangkat tema yang jarang dibahas secara terbuka, yaitu tentang duka dan cara melaluinya, dengan pendekatan yang unik dan personal.

Buku ini menceritakan pengalaman personal dr. Andreas dalam menghadapi duka setelah kehilangan anaknya yang baru berusia 1,5 tahun. Berbeda dengan pendekatan profesionalnya sebagai psikiater, dr. Andreas memilih untuk "melemparkan semua teori ke luar jendela" dan mencari makna dari peristiwa yang dialaminya.

Dalam perjalanannya melalui duka, dr. Andreas menemukan bahwa aktivitas sederhana seperti mencuci piring dapat menjadi metafora dan sarana untuk menghadapi perasaan kehilangan. Ia menganalogikan proses berduka dengan mencuci piring - sesuatu yang tidak disukai banyak orang, namun harus dilakukan.

Dengan total 208 halaman dan dimensi 13 x 19 cm, "Seorang Pria yang Melalui Duka dengan Mencuci Piring" menawarkan pandangan yang mendalam, personal, dan inspiratif tentang bagaimana seseorang dapat melalui proses duka dengan cara yang unik dan bermakna.

Novel ini mengisahkan kehidupan Dewi Ayu, seorang perempuan cantik berdarah Belanda yang menjadi pelacur paling dicari di kota fiksi bernama Halimunda. Cerita dimulai dengan peristiwa mengejutkan ketika Dewi Ayu bangkit dari kuburnya setelah 21 tahun meninggal dunia, sebuah kejadian yang mengguncang seluruh kota.

Dengan alur campuran (maju-mundur), novel ini mengungkap kisah hidup Dewi Ayu yang awalnya adalah gadis baik-baik yang dibesarkan oleh kakek neneknya. Namun, takdirnya berubah ketika ia ditawan oleh tentara Jepang pada masa penjajahan dan terpaksa mengorbankan kesuciannya untuk membantu rekan-rekannya sesama tahanan.

"Cantik Itu Luka" adalah novel debut karya Eka Kurniawan yang pertama kali diterbitkan pada tahun 2002. Novel ini telah menjadi karya sastra Indonesia yang mendapat pengakuan internasional, diterjemahkan ke dalam lebih dari 34 bahasa termasuk Inggris, Jepang, Perancis, Denmark, Korea, Yunani, dan Tiongkok. Berkat novel ini, Eka Kurniawan berhasil meraih penghargaan World Readers pada tahun 2016 dan Prince Clause Awards di Belanda pada tahun 2018. Novel ini juga masuk ke dalam daftar 100 buku terkemuka versi The New York Times.

Novel ini menceritakan kehidupan orang-orang yang berjuang bertahan hidup di tengah kerasnya Jakarta. Brian Khrisna menampilkan berbagai karakter dari kalangan terpinggirkan, seperti pemulung, pengamen, pekerja seks komersial, preman, pencuri motor, manusia silver, hingga orang-orang yang terpaksa tidur di terminal setelah mimpinya hancur di ibu kota.

Dengan total 18 sudut pandang karakter yang berbeda, novel ini menyajikan potret kehidupan yang jauh dari kata nyaman. Buku ini diperuntukkan bagi pembaca dewasa (17+) karena mengandung bahasa dan adegan yang cukup eksplisit.

Novel ini mendapat sambutan hangat dari para pembaca dengan rating 4.65 dari 5. Banyak pembaca yang terkesan dengan cara Brian menggambarkan realitas kehidupan di Jakarta yang jauh dari kemewahan. Beberapa pembaca mengaku terharu dan bahkan menangis saat membaca novel ini karena kedalaman cerita dan pesan yang disampaikan.

Meskipun demikian, beberapa pembaca merasa kebingungan dengan banyaknya karakter yang diperkenalkan di awal cerita dan merasa bahwa resolusi di akhir cerita terlalu cepat dan terkesan fiktif dibandingkan dengan realisme yang dibangun sepanjang cerita.

"The Art of Manipulation" adalah sebuah buku karya David Miller yang mengupas tentang seni manipulasi dan cara memengaruhi perilaku manusia. Buku ini menawarkan metode dan teknik untuk menjadikan pembaca sebagai pribadi yang berpengaruh dan mampu meyakinkan orang lain secara efektif.

Buku ini berfokus pada pengembangan keterampilan komunikasi dan persuasi untuk mencapai tujuan pribadi maupun profesional. David Miller menyajikan berbagai strategi manipulasi yang etis (tanpa eksploitasi) yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari, negosiasi, dan situasi sosial lainnya.

Dengan pendekatan yang praktis, buku ini menjanjikan transformasi dari seseorang yang pemalu atau kurang percaya diri dalam negosiasi menjadi individu yang mampu memengaruhi orang lain dan mendapatkan apa yang diinginkan.

Dengan kombinasi antara teori psikologi dan aplikasi praktis, "The Art of Manipulation" karya David Miller menjadi panduan komprehensif bagi siapa saja yang ingin menguasai seni memengaruhi dan memanipulasi perilaku manusia secara etis untuk mencapai kesuksesan pribadi dan profesional.

Nur Aroma Rofiqoh menyajikan serangkaian strategi praktis dan inspiratif untuk mengatasi kebiasaan malas dan kecenderungan untuk menunda-nunda. Dengan pendekatan yang bersifat memotivasi dan memberdayakan, buku ini membantu pembaca:

• Memahami akar penyebab dari perilaku malas dan prokrastinasi.
• Mengenali pola-pola kebiasaan yang merugikan.
• Mengembangkan strategi praktis untuk mengatasi kemalasan.
• Membangun disiplin diri yang konsisten.
• Meningkatkan produktivitas dalam berbagai aspek kehidupan.

Penulis menggunakan pendekatan yang mudah dipahami dan dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Buku ini tidak hanya berfokus pada teori, tetapi juga memberikan langkah-langkah konkret yang dapat diterapkan oleh pembaca untuk mengubah kebiasaan buruk mereka.

Dengan kombinasi antara teori dan aplikasi praktis, buku ini menjadi panduan yang komprehensif bagi siapa saja yang ingin mengatasi kebiasaan malas dan suka menunda.

"The Power Habits of Rasulullah" adalah sebuah buku karya Umi Dilla yang diterbitkan oleh Yash Media pada tahun 2024. Buku ini menawarkan pandangan mendalam tentang kebiasaan-kebiasaan Nabi Muhammad SAW yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk mencapai kesuksesan dan kebahagiaan.

Umi Dilla mengupas berbagai aspek kehidupan Rasulullah, termasuk:

• Kebiasaan Ibadah: Sholat malam (tahajud), Puasa sunnah, Membaca Al-Quran setiap hari.
• Kebiasaan Umum: Berpakaian sederhana, Bermusyawarah dalam mengambil keputusan, Kesabaran dalam menghadapi ujian hidup.
• Kebiasaan Makan dan Minum: Pola makan sehat ala Rasulullah, Manfaat kesehatan dari kebiasaan makan dan minum beliau.
• Tindakan Sosial: Kepedulian terhadap sesama, Cara Rasulullah membantu dan memperhatikan orang lain.

Buku ini menekankan bahwa kebiasaan-kebiasaan Rasulullah tidak hanya relevan untuk konteks spiritual, tetapi juga memiliki dampak positif pada kesehatan fisik dan mental, serta kehidupan sosial pembaca.

Buku ini terdiri dari 14 bagian dengan total 172 halaman yang mengupas tuntas berbagai hal tentang pria. Claudia Sabrina mengawali bukunya dengan mengangkat istilah populer "pria berasal dari planet Mars dan wanita dari planet Venus" untuk menggambarkan perbedaan mendasar antara kedua gender, terutama dalam cara berpikir dan memproses emosi.

Claudia Sabrina mengupas berbagai aspek tentang pria, meliputi:

• Karakter dan kepribadian pria.
• Cara berpikir pria yang berbeda dari wanita.
• Rahasia yang tersembunyi dalam diri pria.
• Tips memahami dan menaklukkan pria.
• Hal-hal yang tidak disukai pria.
• Perbedaan emosional antara pria dan wanita.

Buku ini menyajikan fakta-fakta menarik yang didukung oleh berbagai jurnal penelitian dari para ahli psikologi dan peneliti dari berbagai universitas. Misalnya, penulis mengutip Dr. James Dobson, seorang pakar keluarga, yang menyatakan bahwa "ada bukti kuat yang mengidentifikasikan susunan dan kedudukan emosi di dalam otak pria memang berbeda dengan wanita. Perbedaan itu membuat pria dan wanita berbeda dari segi emosional maupun fisik."

Buku ini mengupas tuntas berbagai aspek tentang wanita, termasuk:

• Karakter umum wanita.
• Kepribadian dan emosi wanita.
• Perbedaan karakter antara wanita dan pria.
• Keistimewaan wanita.
• Cara memahami dan berkomunikasi dengan wanita.

Claudia Sabrina menekankan bahwa wanita adalah makhluk yang kompleks dan emosional. Mereka cenderung lebih sensitif, peka, dan berhati lembut dibandingkan pria. Namun, penulis juga menegaskan bahwa hal ini bukan berarti wanita adalah makhluk yang lemah. Justru, wanita memiliki kekuatan tersendiri yang dapat diandalkan pada situasi-situasi tertentu.

"Seni Memahami Wanita: Karena Peka Secara Nyata Bukan Hanya Sekedar Kata-Kata" adalah sebuah buku karya Claudia Sabrina yang menawarkan wawasan mendalam tentang psikologi dan karakter wanita. Buku ini diterbitkan oleh Bright Publisher pada tahun 2020 dan telah menjadi salah satu karya populer dalam genre pengembangan diri (self-improvement).